Kendari, Sentralsultra.com – Sejumlah massa dari Koalisi Aktivis Mahasiswa, Pemuda, dan Ormas (KOMPAS) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra, Rabu (20/8/2025). Mereka menuntut klarifikasi terbuka terkait dugaan penyalahgunaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) BI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyeret nama salah satu anggota DPR RI dapil Sultra berinisial BB.
Dalam orasinya, Jenderal Lapangan KOMPAS Sultra, Aldi Lamoito, meluapkan kekecewaan keras terhadap pimpinan BI Sultra karena tidak bersedia menemui massa aksi.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun, telah berpulang hati nurani kepada pimpinan Bank Indonesia. Kami menantang Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Sultra Andi Sumangerukka untuk mengevaluasi pimpinan BI Perwakilan Sultra yang dinilai anti kritik,” tegas Aldi.
“Maksud kedatangan kami di Bank Indonesia Perwakilan Sultra ini bukan untuk menghakimi, melainkan menuntut transparansi. Kami meminta BI Sultra membuka secara jelas nama yayasan yang diajukan oleh BB, titik kegiatan yang diklaim sebagai program CSR, serta besaran anggaran yang telah dicairkan.

Menurut Aldi, isu dugaan korupsi CSR BI – OJK telah menjadi pembicaraan luas di masyarakat. Karena itu, keterbukaan informasi mutlak diperlukan untuk mencegah spekulasi dan kecurigaan publik.
“Kami tidak ingin isu ini sekadar digoreng di luar tanpa kejelasan. Justru karena sudah terlalu panas, BI Sultra harus membuka fakta agar masyarakat tahu berapa sesungguhnya anggaran yang diduga dikorupsi melalui yayasan fiktif itu,” ujar salah satu perwakilan massa.
Mereka juga mendesak aparat penegak hukum segera menindaklanjuti kasus ini secara serius demi menjaga kepercayaan publik terhadap lembaga keuangan negara.
Namun, upaya massa untuk melakukan hearing berujung kekecewaan. Kepala Perwakilan BI Sultra menolak menemui pengunjuk rasa maupun memberikan ruang dialog.
“Kami tidak tahu apa alasan Kepala BI Sultra menutup diri. Sikap ini justru menimbulkan pertanyaan besar,” kata Aldi.
Ia menegaskan, aksi tersebut bukan yang terakhir. KOMPAS Sultra berkomitmen melakukan konsolidasi lebih luas dengan BEM, organisasi mahasiswa, pemuda, dan ormas untuk menurunkan massa dalam jumlah lebih besar.
“Kalau BI tetap tidak kooperatif, kami akan kembali dengan kekuatan lebih besar. Ini menyangkut hak rakyat sesuai konstitusi,” tandasnya.
Wartawan yang mencoba mengonfirmasi pihak BI Sultra juga gagal memperoleh keterangan.
Salah satu pejabat BI di lokasi hanya menyampaikan singkat, “Nanti pak, nanti kami buat press rilisnya,” ucapnya. (**)