Kendari, Sentralsultra.com – Di balik seragam aparatur sipil negara (ASN) yang identik dengan kedisiplinan dan kehormatan, terselip kisah getir yang menohok hati. Di Kabupaten Muna Barat (Mubar), Sulawesi Tenggara (Sultra), seorang ASN berinisial LH harus menelan pil pahit ketika rumah tangga yang ia bangun selama bertahun – tahun dan telah dikaruniai 5 (lima) orang anak, hancur karena dugaan perselingkuhan sang istri, yang juga seorang ASN, dengan pria yang disebut-sebut sudah berkeluarga.
LH, seorang guru di salah satu SMA Negeri di Muna Barat, mengaku hidupnya berubah sejak menerima kiriman foto-foto tak senonoh dari nomor yang diduga milik pria selingkuhan istrinya. Dalam foto-foto itu, tampak sosok yang diyakininya sebagai sang istri, LS, tengah berpelukan dan berciuman mesra dengan seorang pria. Bahkan, sebagian foto dan video menunjukkan kondisi yang lebih vulgar.
“Foto-foto itu datang sekitar 26 Februari 2023 dan 9 Maret 2023. Awalnya saya tidak percaya, tapi setelah saya amati, wajah dan tempatnya jelas. Itu memang istri saya,” tutur LH dengan nada getir kepada Sentralsultra.com, Jumat 24 Oktober 2025.
Sejak kejadian itu, kehidupan rumah tangga mereka berubah drastis. Rasa cinta berganti luka, dan kepercayaan yang telah dibangun bertahun-tahun runtuh seketika. LH menuturkan, dirinya sempat mencoba mencari kebenaran dan berharap semua itu hanyalah fitnah. Namun, semakin dalam ia menelusuri, semakin banyak bukti yang mengarah pada dugaan perselingkuhan istrinya dengan pria lain.
Tidak ingin bertindak gegabah, LH akhirnya melaporkan sang istri ke pihak berwenang atas dugaan perzinahan dan pelanggaran kode etik ASN pada 10 Juli 2023 Lalu. Dalam laporannya, ia turut menyertakan foto-foto dan bukti komunikasi sebagai bahan pendukung.
Sementara itu, LS diketahui bertugas di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Samsat Muna Barat. Sedangkan pria yang diduga menjadi selingkuhannya disebut-sebut sudah memiliki istri dan anak.
Menurut LH, hubungan terlarang itu telah berlangsung cukup lama, bahkan jauh sebelum foto-foto tersebut beredar.
“Saya tahu mereka sering berkomunikasi. Tapi saya tidak pernah menyangka sejauh itu,” ucapnya lirih.
Kini, laporan LH tengah dalam proses tindak lanjut oleh pihak berwenang. Kasus ini menyita perhatian publik, terutama karena kedua pihak yang terlibat merupakan ASN yang seharusnya menjaga moralitas, etika, dan kehormatan profesi.
Banyak pihak berharap instansi terkait, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, dapat memberikan sanksi tegas dan transparan sesuai dengan ketentuan hukum dan aturan disiplin ASN yang berlaku.
Bagi LH, luka akibat pengkhianatan ini mungkin tak akan mudah sembuh. Namun, ia menegaskan, langkahnya melapor bukan karena dendam, melainkan demi keadilan dan harga diri.
“Saya hanya ingin kebenaran ditegakkan. Biarlah hukum dan Tuhan yang menilai,” tutupnya dengan mata berkaca-kaca. (**)
