Kendari, Sentralsultra.com – Bulog Sulawesi Tenggara (Sultra) bagian Tim Terpadu Pengendalian inflasi Daerah (TPID) lr.Hj Siti Mardati Saing M.M, Kanwil Perum Bulog Sultra di hadapan awak media mengatakan para pengecer yang secara kontinyu menerima pasokan beras Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP) dari Bulog tidak menjual Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di atas ketentuan HET Harga Eceran Tertinggi (HET)
“Khusus di Wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra), HET beras SPHP dipatok Rp.10.900 per kilogram, sedangkan kemasan 5 kilogram dipatok dengan harga Rp.54.500 per karung atau digenapkan Rp 55.000 karena tidak ada uang kecil,” kata Mardati.
Lanjut Mardati beras SPHP yang kita distribusi ke pengecer di beberapa pasar tradisional, dalam kota kota Kendari untuk menstabilkan harga beras yang sedang naik.
Kalau ada pasokan kurang di pasar kita kirim, adapun jumlahnya tetap diatur sesuai permintaan,” kata kepala Kanwil Bulog Sultra, Senin (4/3/2024)
Sebelumnya kami sudah sepakat membuat perjanjian kontrak dengan para pengecer agar tidak menjual diatas harga HET, untuk itu kami ingatkan untuk tidak dijual di atas HET, beras SPHP harus dijual langsung ke masyarakat, bukan ke pedagang atau dinaikkan harganya.
Kami memastikan harga dijual sesuai HET, kami juga akan memasang spanduk mengenai harga beras SPHP di sejumlah pasar agar masyarakat tau tidak terkecoh dengan harga tinggi dijual para pedagang dipasaran.
“Ada beberapa pedagang yang tidak memasang spanduk daftar harga, tapi kita sudah perbaharui spanduk, kita berikan teguran pengecer yang tidak pasang spanduk harga,”ujarnya.
Mardati meminta ketika ada temuan pengecer yang menjual beras SPHP di atas HET, masyarakat segera mengadukkan masalah tersebut ke Bulog.
Bulog dipastikan mengambil langkah tegas jika terbukti pengecer bersangkutan menaikkan harga beras SPHP melebihi ketentuan HET pemerintah. Izin penyaluran beras SPHP bisa saja dicabut.
“Di karung beras SPHP itu sebenarnya keterangan harga, kalau ada pengecer yang jual di atas HET, kita bisa setop suplainya, semua pengecer sudah tandatangan kesepakatan wajib menjual beras sesuai HET,” sambung Mardati.
“Kalau masyarakat menemukan pedagang dipasaran menjual diatas harga tidak sesuai HET foto kan kiosnya lapor kekami akan kami tindak lanjuti,” tegas Mardati.
Menyuplai sebanyak banyaknya pasokan beras SPHP di pasaran sebagai langkah menekan fenomena inflasi pangan yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
“Kini Bulog Sultra melaporkan jumlah stok beras CBP mencapai 22.779 ton, jumlah ini mencakup kebutuhan konsumsi beras masyarakat pada periode Maret atau momen bulan suci ramadan dengan total alokasi 2.194 ton termasuk kuota penyaluran program GPM (Gerakan Pangan Murah) pemerintah rerata 5.500 ton,” sambungnya.
Adapun cadangan beras yang dikelola Bulog sekarang ini ada 15.085 ton, stok ini sangat tercukupi dalam bulan Ramadan dan untuk support kegiatan pemerintah,” pungkasnya.
Bulog distribusikan pasokan beras SPHP secara rutin sesuai jadwal yang di sebar ke seluruh pasar tradisional yang ada di kota Kendari dengan frekwensi 1 kali dalam seminggu .
Adapun rincian jadwal penyaluran
1. Pasar Sentral kota, Senin
2. Pasar Panjang, Selasa.
3. Pasar Mandonga, Rabu.
4. Pasar Lapulu, Kamis
5. Pasar Baruga, Pasar PKL dan
Pasar Wayong Jumat dan Sabtu.
6. Pasar Andonuhu hari Sabtu. (**)